
Dukung Ekonomi Kreatif Berbasis Kelapa dan Potensi Lokal, Bu Nita Azis Kunjungi UMKM Paparico di Padang Sago
Padang Sago, 4 Juli 2025 – Dalam upaya mendorong pengembangan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, Bu Nita Azis melakukan kunjungan lapangan ke kelompok usaha UMKM Paparico (Padang Pariaman Coconut) di Nagari Koto Dalam Selatan, Kecamatan Padang Sago, Kabupaten Padang Pariaman, Jumat pagi (4/7).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi, inspirasi, serta dukungan langsung kepada pelaku ekonomi kreatif, khususnya di sub sektor kuliner dan kriya berbahan dasar kelapa dan turunannya.
Kunjungan ini didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Muhammad Fadhly, S.AP, MM; Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) H. Dr. Hendri Satria, AP, M.Si; Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif Disparpora Suhatman, S.Kom, M.AP; Camat Padang Sago; serta pemerintah nagari setempat. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan sinergi nyata dalam mendorong pertumbuhan sektor UMKM kreatif di tingkat lokal.
Selama kunjungan, Bu Nita tak sekadar hadir secara seremonial, namun benar-benar terlibat dalam berbagai aktivitas pelaku UMKM. Ia ikut serta dalam proses pembuatan sabun VCO, membuat sapu lidi, dan memberikan edukasi langsung kepada perajin tentang perhitungan keuntungan dan efisiensi biaya produksi.
“Kalau kita tahu bahan baku dan biaya produksi, kita bisa menghitung margin keuntungan secara realistis. Jadi kita bisa tahu kapan usaha ini bisa berkembang, kapan kita perlu efisiensi, dan kapan kita siap scale-up,” jelas Bu Nita saat berdiskusi dengan perajin sabun.
Ketika terlibat dalam pembuatan sapu lidi, Bu Nita menyampaikan rencananya untuk memasarkan produk tersebut secara online melalui platform Shopee, demi membuka peluang pasar yang lebih luas untuk pelaku UMKM.
“Ini keren banget, nanti kita coba pasarkan juga di Shopee ya, biar bisa dikenal lebih luas lagi,” ungkapnya penuh semangat.
Selain itu, Bu Nita turut memberikan masukan mengenai warna-warna bordiran salempang yang menarik dan sesuai selera pasar, agar produk kriya lokal lebih memiliki daya tarik visual.
“Warna itu penting, karena orang beli produk bukan cuma karena fungsi, tapi juga karena rasa suka. Kalau warna bordirnya cocok, tampilannya bisa jadi lebih elegan dan menarik,” komentarnya saat melihat hasil kriya salempang.
Ia juga melihat langsung hasil produksi skincare alami dari kelapa yang telah difermentasi selama semalam. Keterlibatan Bu Nita dalam setiap proses menunjukkan dukungan menyeluruh, dari sisi edukasi hingga estetika produk.
UMKM Paparico, yang kini beranggotakan 35 orang, telah menghasilkan berbagai produk dari kelapa seperti sabun dan minyak VCO, pot bunga dan sendok dari batok kelapa, piring dari lidi, hingga kriya dari sabut dan lidi kelapa. Kelompok ini tumbuh dari inisiatif lokal untuk mengolah potensi kelapa Padang Pariaman yang luar biasa besar.
Dengan produksi kelapa tahunan mencapai lebih dari 39 ribu ton, Padang Pariaman menjadi sentra kelapa terbesar di Sumatera Barat. Potensi ini mendasari rencana pengajuan UMKM Paparico untuk dibina oleh Bank Indonesia melalui program Karya Kreatif Indonesia (KKI), agar dapat meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki desain dan pengemasan, serta memperluas jangkauan pasar.
Kegiatan ditutup dengan kunjungan ke kebun limau milik warga sebagai bagian dari potensi agrowisata lokal. Keterpaduan antara ekonomi kreatif dan wisata berbasis komunitas diyakini akan memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.